Overtraining adalah keadaan menurunnya kemampuan tubuh ditengah-tengah suatu proses/program latihan dalam suatu kurun waktu yang ditandai dengan berbagai gejala subyektif dan obyektif. Overtraining sebenarnya identik dengan suatu penyakit dan hanya ditemukan pada suatu lingkungan dimana tuntutan prestasi tinggi adalah tujuan utama.
Jumlah kasus overtraining di kalangan atlit tidak diketahui. Kebanyakan terjadi secara tersembunyi. Atlet yang mudah mengalami overtraining adalah tipe atlet yang mempunyai motivasi dan dedikasi yang sangat tinggi akan profesinya.
Pada cabang olahraga jenis endurance, overtraining ditandai terutama dengan gejala fungsi neurovegetatif. Pada cabang olahraga jenis power dan speed power biasanya ditandai dengan meningkatnya frekuensi cedera atau kerusakan organ tubuh akibat beban berlebih (overload), baru diikuti gejala neurovegetatif.
1. Gejala pada gangguan sistem pengendalian
- Affek/ modal yang labil
- Kehilangan motivasi
- Gangguan tidur
- Gangguan konsentrasi
2. Gejala pada gangguan system energi otot
- Kelemahan otot
- Cenderung mengalami kram
- Mudah cedera, terutama rupture otot
- Gangguan koordinasi otot
- Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya
- Pergeseran nilai elektrolit
- Perubahan dalam system asam basa dengan penuruan PH dan peningkatan produksi asam laktat pada beban latihan yang rendah
- Peningkatan enzim CK sampai 2-3 kalinya dari normal, juga dalam keadaan istirahat.
- Uremia yang menetap beberapa hari.
3. Gejala pada gangguan sistem jantung paru
- Peningkatan denyut nadi istirahat/pagi hari
- Cenderung collaps, misalnya pada perubahan posisi dari keadaan berbaring-berdiri
- Peningkatan frekuensi pernafasan istirahat (hiperventilasi)
- Sering disertai dengan nafas mengeluh.
Tanda-tanda latihan fisik yang sudah berlebihan, yaitu:
• Muncul Insomnia
• Luka lebih alam untuk sembuh
• Tekanan darah anjlok
• Berat badan turun berlebih
• Degup jantung berlebihan
• Tungkai pegal terus
• Sering haus waktu malam
• Rentan terinfeksi
• Rasa lesu-letih-lemah
• Nafsu makan berkurang
• Libido menurun
• Haid terganggu
• Hidup kurang bergairah
Penyebab terjadinya overtraining
1. Latihan yang terlalu berat
Kesalahan utama proses latihan :
- Melalaikan pemulihan yang baik
- Volume beban latihan maksimal maupun submaksimal yang terlalu besar akibat tuntutan prestasi yang terlalu tinggi dan sasaran target yang terlalu cepat peningkatannya.
- Intensitas latihan endurance yang terlalu besar
- Latihan teknik yang terlalu berlebihan tanpa regenerasi aktif yang cukup.
- Beban latihan yang terlalu cepat peningkatannya setelah suatu keadaan istirahat paksa, misalnya setelah keadaan cedera atau sakit.
2. Stress Psikis
- Beban harus menang dengan “ketakutan” akan gagal
- Problem partner/pribadi
3. Penyakit kronis
- Penyakit saluran pernafasan atau mulut seperti sinusitis atau infeksi akar gigi.
- Penyakit virus atau influenza yang berkepanjangan.
4. Kebiasaan hidup yang salah
- Defisit tidur yang kronis misalnya karena sering melakukan aktifitas pada malam hari.
- Masukan makanan yang tidak cukup secara kualitas dan kuantitas
- Mengkonsumsi alqohol, nikotin, zat anabolic dan stimulant.
Mengatasi overtraining
1. Harus individual
2. Istirahat dari pertandingan (2-6 minggu tergantung dari beratnya kasus)
3. Reduksi / pengurangan beban latihan dalam hal intensitas rangsang dan volume.
4. Menurunkan tuntutan-tuntutan teknis (jangan berhenti sama sekali dari latihan untuk menghindari efek yang tidak diinginkan akibat berhenti yang terlalu tiba-tiba)
5. Prinsip menata kembali program latihan
6. Konsultasi dokter olahraga secara teratur untuk mengatasi cedera atau penyakit lain akibat overtraining
7. Recovery / pemulihan aktif dapat berupa mandi uap/sauna, program relaksasi, massage dan lain sebagainya.
8. Psikotherapy.
Bentuk-bentuk khusus Overtraining
Selama latihan dengan intensitas tinggi yang tentunya dengan kadar pembakaran karbohidrat tinggi, pada keadaan dimana intake karbohidratnya kurang, otot-otot system gerak tubuh akan menderita kekurangan glikogen, yang pada keadaan lanjut juga akan diderita oleh otot-otot lainnya, termasuk cadangan glikogen hati. Gejalanya :
1. Otot lokal
- Kemampuan akselerasi yang menurun,pada beban kerja lebih dari 8 detik.
- Rasa sakit ditangan saat jogging
2. Sentral
- Sering menguap
- Rasa lapar yang tinggi
- Emosi yang labil
- Gangguan konsentrasi
- Susah tidur
3. Terapi
- Reduksi latihan
- Makanan tinggi karbohidrat
- Cairan elektrolit yang cukup
- Konsultasi dokter
Cara mencegah Overtraining
1. Program latihan individual untuk setiap siswa/atlet
2. Membina komunikasi yang baik dengan siswa/atlet
3. Keterbukaan tentang kondisi pribadi siswa/atlet
4. Peningkatan beban latihan secara bertahap
5. Program latihan yang bervariasi
6. Memberikan masa pemulihan yang cukup
7. Memberikan waktu istirahat dan liburan yang cukup
8. Mengkonsumsi makanan yang cukup
9. Konsultasi dan pemeriksaan medis dan psikologis secara teratur
referensi :
http://pratamataekwondo.blogspot.com
http://www.kabarsehat.com
1 komentar:
wah bahaya juga kalo overtraining gitu...kalo yang punya istri bisa2 gak kuat lagi dong...
tapi kalo atlet yang lagi dikejar deadline misalnya atlit sea games gitu nggak bisa mengurangi porsi latihan dong?khan biasanya karena mengejar target akhirnya gak peduli sama tubuh sndiri deh...
Posting Komentar