Senin, 28 Juni 2010

Manfaat Minum Susu Cokelat Setelah Olahraga Berat





TEMPO Interaktif, Jakarta - Salah satu
minuman olahraga terbaik pasca-pemulihan sudah tersedia di kulkas Anda, yaitu susu cokelat. Menurut penelitian baru yang disajikan pada konferensi American College of Sports Medicine minggu ini. Dalam serangkaian empat penelitian, peneliti menemukan bahwa susu cokelat menawarkan keuntungan pemulihan untuk membantu memperbaiki dan membangun kembali otot, dibandingkan dengan karbohidrat yang dirancang khusus sebagai minuman olahraga.

Para ahli sepakat bahwa
dua jam setelah latihan adalah penting sebagai bagian dari pemeliharaan kebugaran, namun sering diabaikan. Setelah latihan berat, masa pemulihan pasca-latihan adalah penting untuk membantu memaksimalkan latihan dan tetap dalam keadaan prima untuk latihan berikutnya.

Penelitian baru menunjukkan bahwa minum
susu cokelat bebas lemak setelah olahraga dapat membantu tubuh mempertahankan, mengisi, dan membangun kembali otot untuk membantu tubuh Anda pulih. Minum susu cokelat rendah lemak setelah latihan berat bahkan bisa membantu mempersiapkan otot untuk melakukan latihan berikutnya yang lebih baik.

Secara khusus, para peneliti menemukan manfaat susu cokelat untuk: Membangun otot, mengisi kembali "bahan bakar" otot, mempertahankan otot ramping.

Mengapa susu cokelat? Susu sokelat merupakan kombinasi karbohidrat dan protein berkualitas tinggi, yang bermanfaat untuk pemulihan. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa susu cokelat memiliki campuran yang tepat antara karbohidrat dan protein untuk membantu otot-otot yang lelah mengisi bahan bakar, dan protein dalam susu membantu membangun otot yang ramping. Penelitian baru ini menunjukkan bukti bahwa susu bisa sama efektifnya dengan beberapa minuman olahraga komersial dalam membantu atlet mengisi bahan bakar.

Susu juga menyediakan cairan untuk rehidrasi dan elektrolit, termasuk potasium, kalsium dan magnesium yang hilang lewat keringat yang mengucur. Susu cokelat secara alami kaya nutrisi, yang tidak ditemukan di dalam kebanyakan minuman olahraga.

Sumber: http://www.tempointeraktif.com, Weber Worldwide Shandwick/Medical News Today/NF

Kamis, 17 Juni 2010

Olahraga, Ukurannya Bukan Keringat




Rumusan yang perlu diperhitungkan saat olahraga adalah denyut jantung (heart rate). Maximal heart rate (MHR) atau denyut jantung maksimal dihitung dari rumus 220-usia. Jadi bila seseorang berusia 20 tahun, denyut jantung maksimal 200.

Angka 220 ini, menurut Arief Rachman Putra, Rapid Result Trainer Development Coach Celebrity Fitness, diambil dari denyut nadi tercepat, yaitu 220 detak per menit. Jika denyut jantung melebihi angka itu, pembuluh darah bisa pecah dan orang dapat meninggal.

Angka 220-usia itu, ditambahkan Ade Rai, merupakan acuan atau parameter terhadap latihan kardio. "Jadi yang diukur bukan banyaknya keringat yang keluar, melainkan detak jantung," kata Ade.

Kalau tujuannya membakar lemak, latihan kardio diupayakan 60-80 persen dari denyut jantung maksimal. Contohnya, orang usia 20 tahun, denyut jantungnya antara 120-160 detak per menit.

"Kondisinya tidak boleh terlalu dan tak boleh tidak capek. Kalau kurang dari 60 persen, berarti tidak capek. Latihan tidak optimal. Pembakaran yang terjadi pun bukan pembakaran lemak," ungkap Ade.

Ada yang beranggapan bahwa latihan kardio selama 1-3 jam akan membakar lemak lebih banyak karena denyut jantung lebih dari 80 persen MHR. Hal ini, kata Ade, adalah persepsi keliru.

Menurutnya, rentang waktu yang cukup lama dengan denyut yang lebih dari 80 persen, yang dibakar bukan lemak, melainkan otot. Akibatnya, massa otot berkurang dan kualitas kesehatan juga ikut berkurang.

"Yang berkurang bukan body fat melainkan body mass. Itu sebenarnya modal kita yang harus dipertahankan," papar Ade. Itu sebabnya, olahraga tidak boleh terlalu lama, hendaknya sesuai kapasitas.


Sumber : Kompas.com — (GHS/dee)

Kamis, 03 Juni 2010

Dukung Anak Raih Cita-Cita





ANAK aktif umumnya memiliki perkembangan yang baik di masa pertumbuhannya. Untuk itu, tanamkan kebiasaan berolahraga pada anak sejak dini.
Malah bila ditekuni secara serius, olahraga bisa menorehkan prestasi di kemudian hari.

Dikatakan psikolog anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana K Hadiwidjojo Psi, apabila anak-anak ingin menekuni hobinya berolahraga untuk dijadikan cita-cita mereka, sarankan anak untuk memiliki komitmen.
Komitmen tersebut pun beragam, semisal komitmen anak untuk mengikuti latihan yang rutin dan komitmen orang tua untuk membantu anak menjalani komitmennya.

”Disiplin dalam mengikuti latihan dan sportivitas dalam menerima kekalahan juga menjadi persiapan untuk anak dalam meraih cita-cita lewat olahraga,” papar psikolog lulusan Universitas Indonesia ini.
Semua bekal tersebut hendaknya diperkenalkan kepada anak saat mulai menyukai hobinya sebagai persiapan menuju keseriusan.

Selain itu, anak sebaiknya juga diberikan bekal agar mereka bisa menjadi bintang lapangan, seperti rasa percaya diri yang tinggi, ketekunan, konsentrasi penuh saat bertanding, komitmen yang tinggi dalam menjalani latihan, dan tidak mudah patah semangat juga penting diajarkan.
Memberikan semangat untuk meraih cita-cita lewat olahraga juga menjadi kunci kesuksesan anak. ”Semangat sangat berpengaruh besar terhadap cita-cita anak,” ujar psikolog yang berpraktik di Kemang Medical Care sejak Februari tahun lalu ini.

Namun, Vera mengatakan besar atau tidaknya semangat ini tentu dipengaruhi banyak faktor, antara lain apakah cita-citanya didukung atau dihargai orang sekitarnya, atau apakah cita-cita anak mendapat perhatian atau tidak dari orang tua dan sebagainya. Saat anak sudah mulai bisa mengikuti perlombaan atau kompetisi dalam berolahraga, anak mungkin pernah mengalami kekalahan. Kondisi ini bisa membuat anak patah semangat.

”Orang tua juga dapat menunjukkan bahwa masih ada waktu atau kesempatan untuk berusaha jadi anak yang lebih berprestasi dan jangan patah semangat,” tandasnya.
Namun terkadang ketika anak kehilangan semangat, orang tua juga bisa menunggu atau memberi anak jeda waktu untuk mengumpulkan semangatnya kembali. Nah, saat ini orang tua dapat menumbuhkan semangat anak dengan mengajaknya melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti bermain bersama atau mengunjungi tempat favorit anak. ”Bermimpi itu wajib, mau anak bermimpi menjadi atlet bola dari hobinya bermain bola, ya tidak salah, dong,” ucap salah satu atlet bola nasional, Bambang Pamungkas. Bambang mengatakan, setiap anak pada dasarnya memiliki potensi yang perlu mereka kembangkan dan arahkan sesuai dengan cita-cita anak. Selain keinginan yang kuat tersebut, adanya dukungan dari lingkungan sekitar serta asupan gizi yang tepat dapat membantu dalam memenuhi kriteria untuk menjadi bintang lapangan.

Kondisi fisik yang sehat, asupan gizi cukup menjadi modal dari seorang atlet,” ujar Bambang saat menghadiri acara peluncuran Program ”Biskuat Macan Indonesia 2010” yang diadakan oleh produk Biskuat di Hotel Intercontinental Jakarta beberapa waktu lalu. Marketing Manager Health and Wellness PT Kraft Food Indonesia Ade Savitri menjelaskan, anak-anak yang hobi berolahraga terutama untuk mereka yang ingin serius menekuni olahraga, maka jangan lupa untuk memperhatikan nutrisi agar anak terus aktif bergerak. Seperti halnya dalam pemilihan makanan ringan yang sebaiknya memenuhi syarat camilan sehat.



sumber : (Koran SI/Koran SI/tty) okezone.com