Kamis, 26 Maret 2009

KATAK DALAM TEMPURUNG


KATAK DALAM TEMPURUNG


Pernahkah teman-teman mendengar peribahasa ini? Peribahasa ini tentunya sudah kita dengar ribuan kali sebelumnya. Tapi apakah kita sebagai mahasiswa dapat memaknai sepenuhnya peribahasa ini? Katak dalam tempurung adalah seseorang yang tidak bisa berkembang karena ruang geraknya selalu dibatasi. Apakah seorang mahasiswa seperti katak dalam tempurung? Jawabannya adalah depend on, tergantung dari tiap individu yang bersangkutan sendiri. Fenomena yang berkembang saat ini adalah minat mahasiswa yang kurang untuk menjadi individu yang kreatif. Mahasiswa seperti hanya mementingkan nilai IPK nya saja, dengan selalu menghafal materi dari dosen menjelang ujian, kalau perlu menghafalkannya sampai larut malam, atau berusaha membuat catatan kecil di kertas atau di bagian tubuhnya, agar sewaktu ujian dapat menggunakannya dengan “bijaksana”. Lalu apakah ini cerminan calon penerus pemimpin bangsa?
Menurut saya menghafalkan teori dari dosen itu sangat penting, tapi itu bukanlah hal yang utama. Karena menurut saya seorang dosen jarang sekali dapat memberikan materinya secara 100% full, mungkin hanya sekitar 80% yang dapat diberikan. Dan parahnya menurut penelitian, seorang mahasiswa paling hebat dapat mengambil 20% dari materi yang sudah diberikan oleh pengajar. Lalu pertanyaannya, bagaimana dengan persentase sisanya? Hal yang paling penting bagi mahasiswa adalah mahasiswa harus kreatif mencari ilmu sendiri, ilmu pengetahuan tidak hanya kita dapat dari staf pengajar, ilmu pengetahuan dapat kita temukan di mana saja, kapan pun dan di mana pun. Mahasiswa yang hebat tidak hanya dinilai dari jumlah IPKnya saja, tetapi bagaimana seorang mahasiswa mau untuk menjadi pribadi yang kreatif. Indonesia sudah banyak memiliki para sarjana-sarjana pandai, tetapi itu masih belum cukup dapat merubah nasib bangsa Indonesia. Menurut saya Indonesia membutuhkan para sarjana yang kreatif, kreatif dalam menuntut ilmu, kreatif dalam menciptakan lapangan pekerjaan, kreatif dalam menghadapi situasi yang semakin tidak kondusif ini.
Sewaktu terjadi perang dingin persaingan pesawat luar angkasa antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet, para ilmuwan Amerika sedang melakukan penelitian untuk membuat bolpoin yang dapat digunakan untuk menulis dalam gravitasi nol, mereka menghabiskan dana jutaan dolar untuk penelitian, dan tentunya mereka pasti berhasil, perasaan bangga mungkin melingkupi para ilmuwan Amerika ini. Tapi apa yang dilakukan oleh pesaingnya? Ternyata pesaing ini hanya menggunakan sebuah pensil untuk menulis!!! Bukankah ini sangat menggelikan, buat apa menghabiskan jutaan dolar kalau kita dapat menggunakan alternatif lain yang lebih efisien. Mungkin cerita ini dapat semakin meyakinkan para mahasiswa untuk menjadi pribadi yang kreatif.
Perpustakaan di Duta Wacana adalah salah satu dari sumber ilmu pengetahuan yang dapat kita temukan dengan mudah. Sayangnya fasilitas ini hanya seperti musiman saja. Ramai pengunjung kalau sedang menjelang ujian, ramai pengunjung kalau sedang musim skripsi. Inilah yang menjadi ciri khas Negara berkembang, berbeda sekali dengan Negara-negara maju yang perpustakaannya selalu ramai dikunjungi. Apakah Indonesia ingin terus-terusan disebut Negara berkembang? Sebutan Negara berkembang sudah saya dengar sejak saya masih kecil, ternyata sebutan ini lama sekali melekat di Indonesia. Kapan Indonesia disebut sebagai Negara maju?
Mahasiswa harus gemar membaca, dengan begitu mahasiswa memiliki wawasan yang luas, bukannya menjadi katak dalam tempurung yang selalu hanya ingin diberi ilmu saja, tetapi tidak mau berusaha mencari ilmu pengetahuan sendiri.
Pernahkah anda bosan menghafal teori-teori para ahli untuk dijadikan bahan ujian? Kenapa tidak berpikir membuat teori baru, sehingga di kemudian hari banyak orang akan menghafal teori anda yang akan dikeluarkan waktu ujian? Menurut saya ilmu ekonomi masih dapat dikembangkan lebih banyak lagi, tidak menutup kemungkinan untuk menemukan banyak teori-teori baru. Saya ingin menantang para mahasiswa UKDW untuk menemukan teori-teori baru tersebut. Pesan saya yang terakhir untuk mahasiswa UKDW adalah hancurkan tempurungmu, mari meloncat dengan bebas, dan gapai impianmu! Maju terus
UKDW!

==hanny==

Download gratis artikel ini klik di sini...

Tidak ada komentar: